Rabu, 15 Juli 2009

POTENSI HAZARD AIR MINUM !!

Penumpukan bahan-bahan kimia berbahaya dari plastik di dalam tubuh dapat memicu munculnya kanker. Sebuah penelitian di Jepang mengindikasikan, polysterene dapat menjadi penyebab kanker dan berpengaruh pada sistem saraf pusat. Sedangkan Poly Vinyl Chlorida dan Vinylidene Chloride Resin merupakan dioksin, yaitu senyawa kimia yang digolongkan sebagai penyebab utama kanker karena sifatnya yang sangat beracun.Masing-masing jenis plastik mempunyai tingkat bahaya yang berbeda tergantung dari material plastik dan bahan kimia penyusunnya. Perpindahan monomer-monomer plastik ke dalam makanan dipicu oleh beberapa hal, yaitu panas, asam dan lemak. Jadi, sebaiknya sayur bersantan, susu dan buah-buahan yang mengandung asam organik tidak dibungkus plastik dalam keadaan panas, ataupun kalau terpaksa jangan digunakan terlalu lama.Penggunaan plastik boleh digunakan jika bahan yang dimasukkan dalam keadaan dingin.
Namun demikian memang ada plastik khusus yang bertuliskan tahan lemak dan tahan dingin. Akan tetapi tetap saja Plastik jenis ini hanya boleh dipakai selama bahan yang dimasukkan tidak panas.
Secara teknis, plastik kemasan sebagai media simpan air mineral tersebut jika terkena panas matahari akan mengeluarkan zat yang jika tercampur dengan airnya akan berbahaya bagi kesehatan manusia, disebutkan dapat menyebabkan penyakit degeneratif seperti kanker misalnya.
Sering kali ditemui di lapangan karena keasyikan bekerja sering melupakan bahwa posisi tempat meletakkkan air minum sudah terkena matahari langsung, walau pada awalnya tempat meletakkan air minum yang dalam jerigen plastik tersebut terlindung dari sinar matahari.

Rabu, 17 Juni 2009

Memoar Seorang Safety


Pagi terbangun aku…
Membuka mata dengan asa baru…
Karena kemarin adalah masa lalu…

Kusiapkan tenaga dan pikiran untuk bekerja…
Bermodalkan pengalaman dan keahlian ku punya…
Senyum manisnya selalu yang kubangga…

Kupacu kudaku membelah pagi…
Lambaian polisi selalu menemani…
Tanda persahabatan di pagi hari…

Kuawali pekerjaan ku dengan secangkir kopi…
Dengan materi untuk safety tool box nanti..
Berharap mereka mengerti…Begitu berartinya safety….

Sentuhan mentari mulai terasa…
Tanda hari kian beranjak manja…
Terasa keringat membasahi dada…

Mereka bertanya kenapa kita ada…
Yang katanya menghambat pekerjaannya…
Dengan segala alasan yang ada dikepala…

Andai mereka tau…tugas seorang safety…
Bekerja tidak hanya untuk sesuap nasi…
Selalu mengingatkan mereka untuk berhati-hati…

Mereka hanya berkata…Ahhk….dasar orang safety…

HES Inspeksi


INSPEKSI K3 ADALAH PEMERIKSAAN RUTIN DAN BERKALA TERHADAP SATU OBJEK KEGIATAN ATAU DEPARTEMEN, BIASANYA DILAKUKAN OLEH PETUGAS SETEMPAT YANG MEMILIKI KEAHLIAN YANG MEMADAI.




HES Inspeksi adalah salah satu dari beberapa program kerja utama yang harus dilakukan oleh instituisi/Departemen. Adapun yang menjadi tujuan dari HES Inspeksi itu adalah mengindentifikasi masalah potensial dari masalah-masalah yang tidak diantisipasi atau standar yang terlewatkan dalam desain project, mengidentifikasi peralatan dan fasilitas yang non standart, rusak dan salah dalam pemakaian, mengidentifikasi tindakan pekerja yang salah dan mengidentifikasi akibat dari perubahan-perubahan pada proses pekerjaan dan material, mengidentifikasi tindakan perbaikan yang tidak mencukupi, mendemonstrasikan komitmen management dan menyediakan informasi terhadap penilaian manager.

Ada beberapa jenis inspeksi yang dapat digolongkan menurut sifat, urgensi dan tahap pekerjaan. Salah satu dari jenis inspeksi menurut urgensinya adalah inspeksi umum. Inspeksi umum bertujuan untuk melihat apakah ada perubahan terhadap prosedur kerja, peralatan, bahan, lingkungan kerja dan standar housekeeping telah terpenuhi. Keuntungan dari inspeksi umum ini adalah inspektor mencurahkan seluruh perhatiannya terhadap pelaksanaan inspeksi, adanya panduan checklist, melihat secara keseluruhan dan laporan temuan untuk pencegahan dan koreksi.

Tahapan-Tahapan Inspeksi
1. Persiapan. Menentukan apa yang akan di inspeksi dengan berpedoman kepada ITP (Inspection and Test Plan), mengetahui lokasi yang akan diinspeksi termasuk proses kerjanya, persiapkan checklist/daftar periksa yang memadai dan melihat rekomendasi laporan inspeksi sebelumnya.
2. Pelaksanaan. Melaksanakan inspeksi secara sistematis, didampingi oleh pengawas setempat (PIC), melakukan tindakan sementara jika ditemui minor fault, mengklasifikasikan bahaya, kondisi dan perilaku yang berpotensi cacat permanent, luka serius dan first aid.
3. Pencatatan. Pencatatan dengan membuat format yang terdiri dari identifikasi, kondisi specifik dari peralatan, frekuiensi inspeksi dan petugas pelaksananya. Dengan proses pencatatan, monitoring terhadap item kritis meyakinkan bahwa upaya pencehagan telah dilakukan.
4. Laporan. HES Inpeksi melaporkan identifikasi daerah yang telah di inspeksi, observasi keadaan non standart, klasifikasi bahaya dan resiko, tindakan perbaikan dan rekomendasi dan penangung jawab tindakan koreksi

Untuk mengembangkan perbaikan dari hasil inspeksi tadi, management akan mudah mengambil keputusan apabila rekomendasi perbaikan dilakukan secara sistematis. Secara sistematis disini adalah laporan inspeksi harus menjelaskan tingkat potensi keparahan, kemungkinan yang dapat menimbulkan kerugian, biaya yang timbul dari saran perbaikan, tingkatan tindakan kontrol, alternatif tindakan kontrol dan alasan adanya tindakan kontrol.









Senin, 15 Juni 2009

HES Patrol & FSWP Assessment

Di awal bulan june 2009, Management PT TJE Minas melaksanakan HES Patrol dalam rangka melihat secara langsung, memberikan penilaian dan perbaikan yang harus dilakukan agar Safety Target dapat dicapai. HES Department bersama management TJE minas melakukan kunjungan ke Fabshop Piping &E-Yard, S/O Material dan JungYard 7E-74. Program ini adalah program bulanan sekaligus menindak lanjuti hasil kunjungan HES CPI dan BP pada tanggal 29 May 2009.
Dari ketiga kunjungan tersebut ditemui masih kurangnya perhatian terhadap pelaksanaan housekeeping, Pada tabel hasil FSWP Assessment Score di area fabrikasi piping 7E-Yard ada beberapa focus perbaikan yang harus segera dilakukan. Pemahaman tentang work permit bukan hanya sebatas level foreman dan supervisor saja tetapi juga di level setiap pekerja yang terlibat didalamnya sehingga pemahaman tentang work permit dapat diimplementasikan oleh setiap pekerja. Pemisahan dan pengumpulan sampah harus segera dilakukan dengan melaksanakan pembersihan area disekitar lingkungan kerja dan menyediakan ketersediaan tempat pengumpulan sampah sesuai dengan jenisnya. (Housekeeping procedure TJE)


Rabu, 13 Mei 2009

FLU BABI...JANGAN PANIC...!!



Swine Flu ( H1N1 )adalah Virus Flu pada binatang babi yang tidak sama dengan Virus Flu pada manusia. saat imenyerang secara pandemi di Mexico & US adalah Swine Flu yang mengalami “Mutagenic Shift” dari gabunganbeberapa Virus Flu, diantaranya: Swine Flu Babi + Avian Flu + FluManusia.


Mengapa hal demikian dapat terjadi (gabungan beberapa virus)?
a. Pada dasarnya Genetic Virus Flu sering berubah-ubah. AkibatnyaRespon Immune tidak dapat mengenal sepenuhnya (parsial) pada waktuinfeksi berulang. Pada waktu yang bersamaan terdapat Virus Influenza yang lain yang menginfeksi sel yang sama, terjadilah pencampuran virus yang akan mengakibatkan strain yang baru (Mutagenic / Antigenic Shift)
b. Dapat juga terjadi suatu evolusi (Mutagenic Drift). Oleh karena itu tidaklah mengherankan apabila di kemudian hari dapat timbul Influenza Virus Kuda ( H7N7 , H4N8 ) , Virus Lembu/Sapi bahkan IkanPaus ( H3N2 )3 Bagaimana penularan Swine Flu?a) Melalui Human to Human infectionb). Orang yang terinfeksi Swine Flu dapat menyebarkan Germ Flu(Basil Kuman) sehari sebelum Gejala Flu mereka muncul hingga 7 hari setelah mereka sakit
c. Penularan melalui udara
d. Penularan melalui kontak tangan dengan selaput lender.
Contoh: Kita menyentuh object yang di pegang oleh orang yang terinfeksi Swine Flu. Tanpa kita sadari kita menyentuh mata kita sendiri misal gatal atau kucek mata, hidung & mulut


Seberapa parahkah penyakit Swine Flu?
Penyakit ini berbeda antara Mexico & America . Mexico lebih parah dari America .
Penyakit ini lebih ganas dari Avian Flu 3 - 5 kali akan tetapi dalam populasi jauh lebih kecil dari Avian Flu. Bila 100 orang terinfeksi Avian Flu maka kemungkinannnya 80 orang akan meninggal duniaii Bila 100 orang terinfeksi Swine Flu maka kemungkinannnya 7 orang akan meninggal dunia. Penyakit ini menyerang paru-paru dan menyebabkan kematian karena mengalami Kegagalan Pernafasan ( Respiratory Failure ) akibatpembuluh darah paru yang pecah.


Bagaimana gejala Swine Flu?
a. Gejala Swine Flu yang tersering adalah: demam lebih dari 37,7 °C, rasa capek kurangnya nafsu makan dan batuk
b. Ada juga penderita disertai gejala tambahan: pilek, sakit tenggorokan, mual, muntah, diare.


Waspadalah bila kita mengalami Flu disertai Muntah & Diare!!


Apa yang harus saya lakukan dirumah bila menderita Flu?
a. Selain untuk berobat hindarilah bepergian, lebih baik sementara di rumah.
b. Bila bersin & batuk tutuplah hidung dan mulut dengan tissue. Kemudian segeralah buang tissue itu ke kotak sampah.
c. Cucilah tangan anda segera!
d. Banyaklah istirahat, Ukurlah suhu tubuh sebelum tidur
e. Buatlah Sop Ayam ( anti inflammatory ) & makanlah selagi hangat
f. Minumlah Teh Hijau ( antioxidan ) , bila memungkinkan campurlah dengan Black Tea ( antioxidan ). Minumlah selagi hangat, hiruplah uapnya
g. Minumlah Lemon, Madu & Whiskey sedikit (biasa untuk orang Eropa)
h. Mandilah air hangatj) Vitamin C yang mengandung Zn ( Zegase atau Zegavit ) atau jeruk peras.
i. Banyaklah minum terutama air hangat.


Bagaimana mencegah Swine Flu?
* Mencuci tangan dengan sabun & air atau Alkohol Based Hand Cleaner. Kondisi yang mengharuskan kita mencuci tangan:i. Sebelum mulai bekerja. Sesudah dari Toilet. Apapun yang di kotori oleh Pekerjaan. Sebelum memegang Sarung Tangan / Handuk / Alat Pelindung Diri(termasuk Pakaian dll )
* Jangan terlalu dekat dengan orang yang sedang terinfeksi.
* Jangan malu untuk memakai masker
* Jangan menyentuh langsung selaput lendir seperti mata, hidung & mulut.


Tanda tanda Kondisi Emergency di rumah:
a. Penderita mengeluh Sakit Dada dan atau Kesulitan Bernafas
b. Daerah di sekitar bibir menjadi biru atau keunguan
c. Muntah dan diare yang berlanjut
d. Tanda tanda dehidrasi (kekurangan cairan)
e. Respon lambat dari biasanya atau suka bingung

Selasa, 05 Mei 2009

Evaluasi Emergency Drill

Emergency Drill adalah salah satu program kerja HES Department SLS PT. TJE. Kurun waktu 1 tahun project T-4070, SLS telah melaksanakan Fire Drill untuk SFT-2 Project. Simulasi dilaksanakan untuk mengetahui waktu respon karyawan dari awal terjadinya kebakaran sampai evakuasi korban, hasilnya sangat bagus dari segi waktu respon karyawan.

Tetapi...., waktu respon karyawan hanyalah salah satu aspek yang menjadi fokus utama dari pelaksanaan emergency drill, ada beberaoa hal lain yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan emergency drill :

1. Komunikasi : Bagaimana komunikasi dijalankan antara Leader dengan Tim yang diberi tugas mengendalikan suatu kondisi, contohnya : Bagaimana komunikasi antara Leader dengan Tim Kebakaran (internal), Bagaiman informasi disampaikan dari founder (penemu) emergency ke pihak yang diberi tugas sebagai penerima informasi (semisal : Security/Satpam/ Receptionis) , Bagaimana si penerima informasi meneruskan informasi emergensi tersebut kepada Person In Charge (PIC) kondisi emergency, bagaimana dia mengolah informasi, berapa lama dia memutuskan untuk mengumumkan kondisi emergency dan bagaimana berkomunikasi dengan tim emergensi yang lain (seperti tim kebakaran internal dll).

2. Peran : Peran setiap tim sangat menentukan tingkat kerugian yang muncul. Makin memahami peran maka tim akan makin solid akibatnya tingkat pengendalian makin efektif dan efisien. Peran ini juga sangat ditentukan oleh standard komunikasi yang disepakati dalam tim emergensi tersebut.

3. Pelatihan : Pelatihan adalah suprastruktur emergensi yang juga sangat penting utamanya terkait apa yang harus diputuskan oleh seorang karyawan apabila menjumpai kondisi emergensi. Karena bisa saja seorang karyawan menjumpai seorang diri kondisi emergensi, sebelum dilaporkan kepada tim emergensi yang ada, maka karyawan tersebut harus mengetahui Know-How yang terhadap kondisi emergensi.