Rabu, 15 Juli 2009

POTENSI HAZARD AIR MINUM !!

Penumpukan bahan-bahan kimia berbahaya dari plastik di dalam tubuh dapat memicu munculnya kanker. Sebuah penelitian di Jepang mengindikasikan, polysterene dapat menjadi penyebab kanker dan berpengaruh pada sistem saraf pusat. Sedangkan Poly Vinyl Chlorida dan Vinylidene Chloride Resin merupakan dioksin, yaitu senyawa kimia yang digolongkan sebagai penyebab utama kanker karena sifatnya yang sangat beracun.Masing-masing jenis plastik mempunyai tingkat bahaya yang berbeda tergantung dari material plastik dan bahan kimia penyusunnya. Perpindahan monomer-monomer plastik ke dalam makanan dipicu oleh beberapa hal, yaitu panas, asam dan lemak. Jadi, sebaiknya sayur bersantan, susu dan buah-buahan yang mengandung asam organik tidak dibungkus plastik dalam keadaan panas, ataupun kalau terpaksa jangan digunakan terlalu lama.Penggunaan plastik boleh digunakan jika bahan yang dimasukkan dalam keadaan dingin.
Namun demikian memang ada plastik khusus yang bertuliskan tahan lemak dan tahan dingin. Akan tetapi tetap saja Plastik jenis ini hanya boleh dipakai selama bahan yang dimasukkan tidak panas.
Secara teknis, plastik kemasan sebagai media simpan air mineral tersebut jika terkena panas matahari akan mengeluarkan zat yang jika tercampur dengan airnya akan berbahaya bagi kesehatan manusia, disebutkan dapat menyebabkan penyakit degeneratif seperti kanker misalnya.
Sering kali ditemui di lapangan karena keasyikan bekerja sering melupakan bahwa posisi tempat meletakkkan air minum sudah terkena matahari langsung, walau pada awalnya tempat meletakkan air minum yang dalam jerigen plastik tersebut terlindung dari sinar matahari.

Rabu, 17 Juni 2009

Memoar Seorang Safety


Pagi terbangun aku…
Membuka mata dengan asa baru…
Karena kemarin adalah masa lalu…

Kusiapkan tenaga dan pikiran untuk bekerja…
Bermodalkan pengalaman dan keahlian ku punya…
Senyum manisnya selalu yang kubangga…

Kupacu kudaku membelah pagi…
Lambaian polisi selalu menemani…
Tanda persahabatan di pagi hari…

Kuawali pekerjaan ku dengan secangkir kopi…
Dengan materi untuk safety tool box nanti..
Berharap mereka mengerti…Begitu berartinya safety….

Sentuhan mentari mulai terasa…
Tanda hari kian beranjak manja…
Terasa keringat membasahi dada…

Mereka bertanya kenapa kita ada…
Yang katanya menghambat pekerjaannya…
Dengan segala alasan yang ada dikepala…

Andai mereka tau…tugas seorang safety…
Bekerja tidak hanya untuk sesuap nasi…
Selalu mengingatkan mereka untuk berhati-hati…

Mereka hanya berkata…Ahhk….dasar orang safety…

HES Inspeksi


INSPEKSI K3 ADALAH PEMERIKSAAN RUTIN DAN BERKALA TERHADAP SATU OBJEK KEGIATAN ATAU DEPARTEMEN, BIASANYA DILAKUKAN OLEH PETUGAS SETEMPAT YANG MEMILIKI KEAHLIAN YANG MEMADAI.




HES Inspeksi adalah salah satu dari beberapa program kerja utama yang harus dilakukan oleh instituisi/Departemen. Adapun yang menjadi tujuan dari HES Inspeksi itu adalah mengindentifikasi masalah potensial dari masalah-masalah yang tidak diantisipasi atau standar yang terlewatkan dalam desain project, mengidentifikasi peralatan dan fasilitas yang non standart, rusak dan salah dalam pemakaian, mengidentifikasi tindakan pekerja yang salah dan mengidentifikasi akibat dari perubahan-perubahan pada proses pekerjaan dan material, mengidentifikasi tindakan perbaikan yang tidak mencukupi, mendemonstrasikan komitmen management dan menyediakan informasi terhadap penilaian manager.

Ada beberapa jenis inspeksi yang dapat digolongkan menurut sifat, urgensi dan tahap pekerjaan. Salah satu dari jenis inspeksi menurut urgensinya adalah inspeksi umum. Inspeksi umum bertujuan untuk melihat apakah ada perubahan terhadap prosedur kerja, peralatan, bahan, lingkungan kerja dan standar housekeeping telah terpenuhi. Keuntungan dari inspeksi umum ini adalah inspektor mencurahkan seluruh perhatiannya terhadap pelaksanaan inspeksi, adanya panduan checklist, melihat secara keseluruhan dan laporan temuan untuk pencegahan dan koreksi.

Tahapan-Tahapan Inspeksi
1. Persiapan. Menentukan apa yang akan di inspeksi dengan berpedoman kepada ITP (Inspection and Test Plan), mengetahui lokasi yang akan diinspeksi termasuk proses kerjanya, persiapkan checklist/daftar periksa yang memadai dan melihat rekomendasi laporan inspeksi sebelumnya.
2. Pelaksanaan. Melaksanakan inspeksi secara sistematis, didampingi oleh pengawas setempat (PIC), melakukan tindakan sementara jika ditemui minor fault, mengklasifikasikan bahaya, kondisi dan perilaku yang berpotensi cacat permanent, luka serius dan first aid.
3. Pencatatan. Pencatatan dengan membuat format yang terdiri dari identifikasi, kondisi specifik dari peralatan, frekuiensi inspeksi dan petugas pelaksananya. Dengan proses pencatatan, monitoring terhadap item kritis meyakinkan bahwa upaya pencehagan telah dilakukan.
4. Laporan. HES Inpeksi melaporkan identifikasi daerah yang telah di inspeksi, observasi keadaan non standart, klasifikasi bahaya dan resiko, tindakan perbaikan dan rekomendasi dan penangung jawab tindakan koreksi

Untuk mengembangkan perbaikan dari hasil inspeksi tadi, management akan mudah mengambil keputusan apabila rekomendasi perbaikan dilakukan secara sistematis. Secara sistematis disini adalah laporan inspeksi harus menjelaskan tingkat potensi keparahan, kemungkinan yang dapat menimbulkan kerugian, biaya yang timbul dari saran perbaikan, tingkatan tindakan kontrol, alternatif tindakan kontrol dan alasan adanya tindakan kontrol.









Senin, 15 Juni 2009

HES Patrol & FSWP Assessment

Di awal bulan june 2009, Management PT TJE Minas melaksanakan HES Patrol dalam rangka melihat secara langsung, memberikan penilaian dan perbaikan yang harus dilakukan agar Safety Target dapat dicapai. HES Department bersama management TJE minas melakukan kunjungan ke Fabshop Piping &E-Yard, S/O Material dan JungYard 7E-74. Program ini adalah program bulanan sekaligus menindak lanjuti hasil kunjungan HES CPI dan BP pada tanggal 29 May 2009.
Dari ketiga kunjungan tersebut ditemui masih kurangnya perhatian terhadap pelaksanaan housekeeping, Pada tabel hasil FSWP Assessment Score di area fabrikasi piping 7E-Yard ada beberapa focus perbaikan yang harus segera dilakukan. Pemahaman tentang work permit bukan hanya sebatas level foreman dan supervisor saja tetapi juga di level setiap pekerja yang terlibat didalamnya sehingga pemahaman tentang work permit dapat diimplementasikan oleh setiap pekerja. Pemisahan dan pengumpulan sampah harus segera dilakukan dengan melaksanakan pembersihan area disekitar lingkungan kerja dan menyediakan ketersediaan tempat pengumpulan sampah sesuai dengan jenisnya. (Housekeeping procedure TJE)


Rabu, 13 Mei 2009

FLU BABI...JANGAN PANIC...!!



Swine Flu ( H1N1 )adalah Virus Flu pada binatang babi yang tidak sama dengan Virus Flu pada manusia. saat imenyerang secara pandemi di Mexico & US adalah Swine Flu yang mengalami “Mutagenic Shift” dari gabunganbeberapa Virus Flu, diantaranya: Swine Flu Babi + Avian Flu + FluManusia.


Mengapa hal demikian dapat terjadi (gabungan beberapa virus)?
a. Pada dasarnya Genetic Virus Flu sering berubah-ubah. AkibatnyaRespon Immune tidak dapat mengenal sepenuhnya (parsial) pada waktuinfeksi berulang. Pada waktu yang bersamaan terdapat Virus Influenza yang lain yang menginfeksi sel yang sama, terjadilah pencampuran virus yang akan mengakibatkan strain yang baru (Mutagenic / Antigenic Shift)
b. Dapat juga terjadi suatu evolusi (Mutagenic Drift). Oleh karena itu tidaklah mengherankan apabila di kemudian hari dapat timbul Influenza Virus Kuda ( H7N7 , H4N8 ) , Virus Lembu/Sapi bahkan IkanPaus ( H3N2 )3 Bagaimana penularan Swine Flu?a) Melalui Human to Human infectionb). Orang yang terinfeksi Swine Flu dapat menyebarkan Germ Flu(Basil Kuman) sehari sebelum Gejala Flu mereka muncul hingga 7 hari setelah mereka sakit
c. Penularan melalui udara
d. Penularan melalui kontak tangan dengan selaput lender.
Contoh: Kita menyentuh object yang di pegang oleh orang yang terinfeksi Swine Flu. Tanpa kita sadari kita menyentuh mata kita sendiri misal gatal atau kucek mata, hidung & mulut


Seberapa parahkah penyakit Swine Flu?
Penyakit ini berbeda antara Mexico & America . Mexico lebih parah dari America .
Penyakit ini lebih ganas dari Avian Flu 3 - 5 kali akan tetapi dalam populasi jauh lebih kecil dari Avian Flu. Bila 100 orang terinfeksi Avian Flu maka kemungkinannnya 80 orang akan meninggal duniaii Bila 100 orang terinfeksi Swine Flu maka kemungkinannnya 7 orang akan meninggal dunia. Penyakit ini menyerang paru-paru dan menyebabkan kematian karena mengalami Kegagalan Pernafasan ( Respiratory Failure ) akibatpembuluh darah paru yang pecah.


Bagaimana gejala Swine Flu?
a. Gejala Swine Flu yang tersering adalah: demam lebih dari 37,7 °C, rasa capek kurangnya nafsu makan dan batuk
b. Ada juga penderita disertai gejala tambahan: pilek, sakit tenggorokan, mual, muntah, diare.


Waspadalah bila kita mengalami Flu disertai Muntah & Diare!!


Apa yang harus saya lakukan dirumah bila menderita Flu?
a. Selain untuk berobat hindarilah bepergian, lebih baik sementara di rumah.
b. Bila bersin & batuk tutuplah hidung dan mulut dengan tissue. Kemudian segeralah buang tissue itu ke kotak sampah.
c. Cucilah tangan anda segera!
d. Banyaklah istirahat, Ukurlah suhu tubuh sebelum tidur
e. Buatlah Sop Ayam ( anti inflammatory ) & makanlah selagi hangat
f. Minumlah Teh Hijau ( antioxidan ) , bila memungkinkan campurlah dengan Black Tea ( antioxidan ). Minumlah selagi hangat, hiruplah uapnya
g. Minumlah Lemon, Madu & Whiskey sedikit (biasa untuk orang Eropa)
h. Mandilah air hangatj) Vitamin C yang mengandung Zn ( Zegase atau Zegavit ) atau jeruk peras.
i. Banyaklah minum terutama air hangat.


Bagaimana mencegah Swine Flu?
* Mencuci tangan dengan sabun & air atau Alkohol Based Hand Cleaner. Kondisi yang mengharuskan kita mencuci tangan:i. Sebelum mulai bekerja. Sesudah dari Toilet. Apapun yang di kotori oleh Pekerjaan. Sebelum memegang Sarung Tangan / Handuk / Alat Pelindung Diri(termasuk Pakaian dll )
* Jangan terlalu dekat dengan orang yang sedang terinfeksi.
* Jangan malu untuk memakai masker
* Jangan menyentuh langsung selaput lendir seperti mata, hidung & mulut.


Tanda tanda Kondisi Emergency di rumah:
a. Penderita mengeluh Sakit Dada dan atau Kesulitan Bernafas
b. Daerah di sekitar bibir menjadi biru atau keunguan
c. Muntah dan diare yang berlanjut
d. Tanda tanda dehidrasi (kekurangan cairan)
e. Respon lambat dari biasanya atau suka bingung

Selasa, 05 Mei 2009

Evaluasi Emergency Drill

Emergency Drill adalah salah satu program kerja HES Department SLS PT. TJE. Kurun waktu 1 tahun project T-4070, SLS telah melaksanakan Fire Drill untuk SFT-2 Project. Simulasi dilaksanakan untuk mengetahui waktu respon karyawan dari awal terjadinya kebakaran sampai evakuasi korban, hasilnya sangat bagus dari segi waktu respon karyawan.

Tetapi...., waktu respon karyawan hanyalah salah satu aspek yang menjadi fokus utama dari pelaksanaan emergency drill, ada beberaoa hal lain yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan emergency drill :

1. Komunikasi : Bagaimana komunikasi dijalankan antara Leader dengan Tim yang diberi tugas mengendalikan suatu kondisi, contohnya : Bagaimana komunikasi antara Leader dengan Tim Kebakaran (internal), Bagaiman informasi disampaikan dari founder (penemu) emergency ke pihak yang diberi tugas sebagai penerima informasi (semisal : Security/Satpam/ Receptionis) , Bagaimana si penerima informasi meneruskan informasi emergensi tersebut kepada Person In Charge (PIC) kondisi emergency, bagaimana dia mengolah informasi, berapa lama dia memutuskan untuk mengumumkan kondisi emergency dan bagaimana berkomunikasi dengan tim emergensi yang lain (seperti tim kebakaran internal dll).

2. Peran : Peran setiap tim sangat menentukan tingkat kerugian yang muncul. Makin memahami peran maka tim akan makin solid akibatnya tingkat pengendalian makin efektif dan efisien. Peran ini juga sangat ditentukan oleh standard komunikasi yang disepakati dalam tim emergensi tersebut.

3. Pelatihan : Pelatihan adalah suprastruktur emergensi yang juga sangat penting utamanya terkait apa yang harus diputuskan oleh seorang karyawan apabila menjumpai kondisi emergensi. Karena bisa saja seorang karyawan menjumpai seorang diri kondisi emergensi, sebelum dilaporkan kepada tim emergensi yang ada, maka karyawan tersebut harus mengetahui Know-How yang terhadap kondisi emergensi.

Selasa, 21 April 2009

Senam Pagi Yuk....!!

1..,2..,3,.., goyang pak..,goyang duyu..., sampai keringatan, lupakan sejenak pekerjaan…
Miss Juwita tak henti-hentinya mengajak seluruh karyawan untuk semangat dalam mengikuti program kesehatan bulanan yang dilaksanakan setiap minggu kedua setiap bulan.
Senam Pagi bersama ini sebagai sarana relaksasi bagi setiap karyawan truba setelah satu bulan bekerja. Sarana relaksasi ini diperlukan untuk menciptakan kondisi kerja selamat bagi setiap pekerja. Dengan mendatangkan beberapa orang instruktur senam manajemen berharap dapat membantu terciptanya suasana segar bagi pekerja.


“Mensana en quorpore sano”
Dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat. Jiwa yang sehat mendorong perilaku kerja selamat

Selasa, 31 Maret 2009

Bulletin HES Info Edisi 1


Pada bulan maret 2009 ini, HES Department meluncurkan salah satu program HES Campaign yang berbentuk buletin.  Untuk edisi perdana ini HES Department mengangkat permasalahan akhir kontrak project dengan kondisi phisikologis pekerja baik di level management maupun di level frontline dari sudut pandang/perspektif HES.  Edisi perdana ini juga memuat tentang apa itu LDI Program serta informasi-informasi yang berkaitan dengan HES dan reward terhadap praktek kerja selamat yang diterapkan oleh karyawan TJE-SLS.  Bulletin ini adalah salah satu sarana komunikasi yang efektif antar karyawan TJE.  untuk edisi berikutnya HES Department akan menyediakan satu kolom khusus yang disediakan untuk karyawan frontline sehingga komunikasi 2 arah khususnya yang menyangkut permasalahan keselamatan kerja dapat terwujud

Rabu, 25 Maret 2009

Awas HP anda bisa disambar Petir...!

....... Pengguna handphone diminta hati-hati menggunakan HP saat musim datang yang disertai petir. Gelombang microwafe pada HP dapat memicu tekanan kejut yang yang ditimbulkan petir.

Kepala Seksi Data dan Informasi BMG Batam, Sunarto menyebutkan, adanya kasus warga yang tersambar petir, Senin (3/23/2009) diduga korban menggunakan HP yang menimbulkan efek gelombang microwave tersebut.

"HP dan radio HT jalur sistem komunikasinya menggunakan jalur frekuensi microwave. Berpotensi terkena petir. Warga diminta berhati-hati menggunakan HPm saat musim hujan," kata Sunarto, kemarin.

Selain HP, potensi terkena petir juga bisa terjadi pada saat menggunakan telepon rumah dan ledeng air mandi. Efek kejut saat petir menghantam ground listrik, bisa menimbulkan seseorang dapat terserang petir. "Kalau hujan disertai petir, hati-hati juga pakai telepon rumah dan air ledeng," ujarnya.

Pengamatan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Batam, sejak awal bulan Maret ini, intensitas curah hujan masih tergolong normal yaitu mencapai 30 mm/jam. Diperkirakan curah hujan terus meningkat namun tak sampai melebihi batas normal, yaitu 70 mm/jam. "Curah hujan bulan ini memang naik dibanding Januari dan Februari 30 mm/jam. Tapi masih normal," katanya.

HP dan Petir

Desain antena HP bervariasi. Diantaranya, ada yang tidak terlihat bagian antenanya (antenanya tetap ada, hanya kecil ukurannya). Tapi tidak berarti HP tersebut lebih aman karena prinsip dasar pesawat telekomunikasiwireless tetap memakai antena untuk menerima dan mengeluarkan sinyal.

HP merupakan pesawat telekomunikasi yang ketika aktif, pada antena kecilnya (berbahan dasar konduktor) berusaha mencari atau menangkap sinyal-sinyal kemunikasi berupa gelombang medan elektromagnetik. Pada proses ini, di dalam antena itu elektron-elektron bergerak menghasilkan gelombang medan listrik-magnet. Masih ditambah lagi adanya medan listrik pada HP akibat "kebocoran" medan listrik statis dari baterai HP. Dengan demikian, di dalam HP terdapat cukup banyak muatan yang dapat menghasilkan medan listrik.

Peristiwa ini serupa dengan apa yang terjadi pada cara kerja penangkal petir beradiokatif. Jadi, medan listrik yang terdapat disekitar HP dapat mempengaruhi gerak ion dan molekul udara. Pada akhirnya keadaan ini berpeluang besar untuk dilalui aliran listrik atau tersambar petir!

"  Ternyata yang doyan HP bukan hanya maling tetapi petir juga doyan....!!"

The Sick Building Syndrome

Seringkah Anda sakit kepala sepulang kerja? Sakit kepala rutin ini patut diwaspadai karena berkaitan dengan polusi udara dari asap kendaraan bermotor. Dampaknya minimal ada tiga. Kesatu, mengganggu kesehatan khususnya anak-anak, lansia, dan wanita hamil. Kedua, merusak pertanian, bangunan, kendaraan akibat hujan asam (acid rain
atau acid deposition). Ketiga, rugi finansial untuk berobat, produktivitas berkurang karena sakit, perbaikan gedung dan kendaraan, karena karat, dan kerusakan pertanian-perkebunan. 

Semua pencemar udara tersebut bisa menyebar di luar dan di dalam rumah atau gedung yang sumbernya bukan hanya akibat perbuatan manusia (antropogenik) tapi juga ada yang alamiah (natural). Namun sayang, kita banyak terpaku pada pencemaran udara di luar gedung (outdoor air pollution) saja. Padahal jenis dan konsentrasi pencemar udara di dalam
gedung (indoor air pollution) bisa lebih besar sehingga kekerapan insidensinya pun lebih besar. The sick building syndrome, istilah untuk sakit akibat terlalu lama berada di dalam gedung yang salah satunya terkait dengan kualitas udara adalah satu di antara dampaknya.....nah lho?? 
Kualitas udara memburuk
Ada delapan jenis polutan (pencemar) udara di dalam rumah yang berbahaya. Lima jenis di antaranya punya efek akut yakni CO, formaldehid, uap organik, partikulat dan mikroba dan tiga jenis lainnya berefek kronis yaitu asbes, radon dan CO2. Namun demikian, bukan berarti polutan selain kelompok delapan itu tidak penting karena tetap saja ada dampak buruknya. 
Kalau dipilah, ada lima penyebab mengapa kualitas udara di dalam gedung bisa memburuk. Yang pertama, karena secara alamiah ada gas berbahaya yang muncul di dalam rumah atau gedung. Radon misalnya, gas ini tergolong radioaktif. Ia bisa muncul dari bebatuan atau tanah yang masuk lewat retakan atau celah-celah di bawah rumah atau pondasi.
Apalagi kalau di daerah itu sering terjadi gempa bumi. Dan kanker paru adalah dampaknya terutama setelah peluruhan radioaktif.  
Yang kedua, karena ada zat kimia yang mudah menguap (uap organik) atau biasa dikenal dengan VOC (volatile organic compounds). Biasanya senyawa ini berujud hidrokarbon, mengandung karbon, oksigen, hidrogen, klor atau unsur-unsur lainnya. Sumbernya adalah pada proses furnishing ruang, emisi dari bahan kimia di dalam mebel, karpet, lem, cat,
pelarut (solvent), tripleks (plywood) atau partickleboard lainnya, pembersih lantai, penyegar udara dan dekomposisi material bangunan. 
Yang ketiga, kegiatan memasak di dapur. Kalau menggunakan kayu api, selain CO2 juga banyak dihasilkan partikulat yang beterbangan ke semua ruang sehingga jelaga menghitam di dinding dan plafon. Begitu pula minyak tanah, briket batubara, lilin dan gas elpiji. Secara normal, rentang konsentrasi CO2 di udara ambien adalah 0,03% - 0,04% by volume. Tapi konsentrasinya bisa menjadi dua kalinya di kota atau di daerah industri. Di negara-negara Eropa, konsentrasi maksimum yang diizinkan di ruangan adalah 0,1% by volume yang disebut angka Pettenkofer. Sedangkan di AS, batas atasnya sampai dengan 0,25%. Selain CO2, bahan bakar itu pun menghasilkan CO (karbon monoksida), gas berbahaya, terutama ketika warna api kekuningan atau merah muda, bukannya biru. 
Yang keempat, karena rumah atau gedung yang dibangun terlalu berorientasi hemat energi sehingga meniadakan ventilasi untuk sirkulasi udara. Padanya, udara luar tidak bisa masuk sebaliknya yang di dalam pun tak bisa ke luar. Jendela-jendela pun ditutup atau bahkan di-seal, tembok dan plafon dipasangi isolasi dan bangunan dibuat kedap udara. Karena itu, mikroba (bakteri, jamur) yang sempat berbiak akan kian leluasa menyerang penghuninya.
Yang kelima, karena terlalu lama berada di dalam rumah yang terpolusi dan jumlah penghuni atau populasinya juga tinggi. Populasi adalah variabel pada kualitas udara di dalam ruang selain kecepatan aliran udaranya. Makin lama berada di dalam ruangan berpencemar, makin banyak pula kita terpapar polutan tersebut. Atau bisa juga karena polutan dari udara luar masuk ke rumah secara alamiah lewat ventilasi.Misalnya dari jalan yang lalu lintasnya padat, pabrik atau home
industry di sekitarnya. 
Opsi solusi
Sejumlah penyebab penurunan kualitas udara di dalam ruang seperti di atas, ada yang mudah ditanggulangi tapi ada juga yang relatif sulit. Beberapa di antaranya bisa dikendalikan di sumbernya atau dengan mengubah kondisi ruang karena ikut berpengaruh pada penyebaran polutan seperti bentuk, dimensi dan konfigurasinya. Yang paling mudah dan kalau mungkin, hindari penggunaan material yang potensial sebagai sumber pencemar udara. Asbes, mineral magnesium silikat yang telah diproses jadi berbentuk serat misalnya, meski tidak bisa terbakar tapi sebaiknya dihindari penggunaannya untuk atap rumah. Juga gunakan dan simpanlah produk berbahaya yang mudah menguap sesuai dengan petunjuk pada kemasannya. Tapi kalau bisa, gantilah dengan produk yang tidak berbahaya. Termasuk, jangan merokok di dalam ruang atau hentikan sama sekali dan jangan membeli mebel dari tripleks atau particleboard lainnya. Kalau dapat, ceklah apakah ada gas radon di dalam rumah dengan menggunakan test kit. Kalau ada, apalagi tinggi kadarnya maka mau tak mau mesti pindah atau pondasi rumah diperbaiki dan pasanglah pelindung (seal). Selain itu, jika memungkinkan, pisahkanlah ruang dapur dengan ruang lainnya. Sediakan ventilasi yang baik dan memenuhi syarat di dapur, kamar tidur atau pun di ruang tamu. Makin banyak ventilasi tentu makin bagus untuk mengencerkan polutan di dalam ruang. Selain itu ventilasi juga berfungsi untuk pencegahan kebakaran atau ledakan, kenyamanan, penerangan siang hari dan untuk memandang ke luar. 
Juga sangat dianjurkan memasang kisi-kisi atau exhausted fan atau cerobong asap utamanya di dapur atau gudang atau pada rumah yang tertutup karena berdempetan seperti di kompleks-kompleks perumahan. Kecuali kalau kondisinya sudah ventilable, karena banyak ruang kosong dan udara dapat mengalir dengan bebas.
Yang terakhir, bukalah semua jendela dan pintu setiap pagi selama mungkin, buatlah petak-petak hijau (green area) dengan menanam pepohonan atau perdu di sekitar rumah. Bisa juga dengan pot-pot bunga agar kesegaran bertambah dari oksigen hasil fotosintesisnya.

Apa itu Risk Assessment..?

Risk Assessment adalah metoda yang sistematis untuk menentukan apakah suatu kegiatan mempunyai resiko yang dapat diterima atau tidak ?. Langkah awal dari risk assesment adalah identifikasi dari bahaya atau hazard dan effect dari hazard tersebut dan siapa/apa yang akan terkena dampaknya. Langkah berikutnya adalah menentukan besarnya frequensy atau probability dari kejadian, karena risk adalah kombinasi dari consequency dan probability.
Dari risk awal yang teridentifikasi tentunya akan di bandingkan dengan acceptance kriteria yang diinginkan, jika risk sudah di bawah tolerable kriteria maka kegiatan dapat di lakukan namun jika masih di atas acceptance kriteria maka perlu di lakukan pencegahan / pengurangan resiko sehingga resiko akhir dari kegiatan dapat di terima. Banyak metode untuk melalukan risk assesment bisa qualitatif, semi quantitatif ataupun yang kompleks dengan metode quantitatif. Mengenai penerapannya di oil&gas tentunya perlu dilihat case by case, karena metoda2 tertentu akan sangat cocok di terapkan namun bisa sangat sulit dan memerlukan effort yang besar namun kurang begitu effective.  Contohnya untuk aplikasi pelaksanaan pekerjaan fisik biasanya di kenal dengan nama JSA/Analisa Keselamatan Kerja, Aplikasi Safety engineering lebih banyak lagi, ada yang menggunakan LOPA (layer of proteksion analysis), ataupun fully quantitatif seperti QRA, HAZID/HAZOP etc , etc , etc, etc. Untuk Training juga perlu di lihat arah mana aplikasi Risk Asessment ini akan di gunakan sehingga trainingnya tidak sia-sia.

Yang paling penting dari risk assesment adalah perlunya guidance mengenai residual risk yang bisa di terima. Tiap2 company atau organisasi tentunya akan berbeda2 tingkat acceptance levelnya…….Inilah keindahan dari risk assesment walaupun kriterianya ada dan sama, hasil bisa berbeda apabila di lakukan oleh team yang berbeda, sehingga risk assesment yang baik perlu di lakukan oleh team yang terlatih dan cukup berpengalaman sehingga risk asesment biasa dilakukan dengan multi discipline team dan di pimpin oleh seorang yang cukup senior.

"  bagaimana kita konsisten untuk menerapkan dan mengimplementasikan finding dan rekomendasi sehingga memang benar2 bahwa setiap hazard yang ada sudah di reduksi/prevent atau di eliminate sehingga kegiatan yang dilakukan sudah cukup aman."

Save Lifting

Lifting incorrectly can result in a variety of injuries. Back strain is a very common one. It results from over-stretching certain muscles, but it can be avoided by practicing safe lifting techniques. A hernia is another injury associated with lifting. A hernia does not generally result from a single lifting effort. It is usually the result of continued extreme exertion, especially done contrary to the structure of body. 

These are some safe lifting technique in common:

"Size up the load". That is, look it over. Decide if you can handle it alone or if you need help. 

"Size up the area". Look over the area where you are carrying the object to, and make sure it is clear of obstacles before beginning to carry the object. 

This attachment should be firm and sure. Get a
good grip.

Keep the load close to your body, to your normal center of gravity between the legs, between the shoulders.

Good foot position allows you to keep your balance and bring into play the full power of your leg muscles. Leg muscles are more powerful and more durable than back muscles. Let your leg muscles do the work. Again, footwork is important once you avoid twisting your upper body. Use your feet to change direction. Don't twist your body. Twisting compounds the stress of the lift and affects your balance. 

Teamwork becomes important. Don't let the load drop suddenly without warning your partner.

Principles of Excellence

Principle 1: Unsafe behaviors do not cause accidents.
Accidents are caused by the reasons for unsafe behavior. These are organizational issues; all behavior is organizationally caused. To achieve excellence, seek the good reasons for poor performance. Too many accident investigations end with placing the blame on an employee's unsafe behavior or failure to identify hazards. The real root cause lies in the organization' s behavior. 

Principle 2: Accidents are not the problem; the problems are the problem.
Accidents are visible evidence of systemic deficiencies; if there are accidents, there are problems. Focus on the system particularly from an operational standpoint. The HSE function should not lead this charge. It is the responsibility of operational management.

Principle 3: Safety is not about preventing accidents.
Safety is all about improving the process-proactive changes to improve efficiency and effectiveness of systems that optimize performance and minimize loss. 

Principle 4: The process determines all business outcomes (including safety).
If you don't get safety right, none of your other business outcomes will be right. Other outcomes are productivity, quality, reliability, delivery, profitability and sustainability. All outcomes have a common source. Fail in safety and you fail everywhere else.

Principle 5: Accidents are the responsibility of managers, not the fault of employees.
Employees work in the system; managers work on the system; the system causes accidents; employees sustain injury. Firing employees for problems that exist in the system is dead wrong. As a manager, you must look in the mirror and accept your blame. Top management must feel pain and dissatisfaction with past performance and must have the courage to change. They must break out of line, even to the point of exile amongst their peers. There must be a burning desire to transform their style of management and consequently, the culture of the organization.

Principle 6: Minimizing loss is management's Number One responsibility.
To increase the bottom line, managers must effectively manage the middle lines (Hey...I didn't say this; some guy named Peter Drucker did! The only things a manager can manage [plan, organize, direct, control, and monitor] are the middle lines-losses and costs, a/k/a accidents and injury). Many operations managers neglect safety because they feel as it is not their responsibility. Loss is loss regardless of how it is manifested. Losses due to injury are just as devastating as losses due to production miscues.

Principle 7: It's easier (more expensive, but easier) to neglect safety.
Most organizations follow the path of least resistance: "Given the opportunity to do nothing, most managers will." This is especially true when companies experience periods of positive performance. Excellent companies take the path less traveled regardless of circumstances, and it makes all the difference. When safety is ignored it leads to: high insurance costs, excessive losses, adversarial employee relations, litigation, and significant financial crisis. Can your organization really afford to neglect safety?

Principle 8: More training is not the answer.
If employee training was the answer, we wouldn't have the problem. Ninety-two percent of accidents studied were determined to be performance deficiencies, not knowledge deficits. Instead of requiring more training, you must show people how to apply the knowledge that they have. You must display leadership and behavior that employees can model. Wal-Mart has no formal training budget. Their employees learn through peer influence, behavior modeling, and a sound corporate culture. It is no wonder that Wal-Mart is the largest, most successful corporation in the world. In a survey by The Reliability group, employees at companies with the best safety performance indicated the following items as the reasons for their success: Positive labor/management relations, job satisfaction, cheerful/pleasant work environment, job challenge, recognition, rule clarity, equipment safety. Training was #37.

Principle 9: More rules, policies, and procedures WILL NOT make performance safer.
Ninety-percent of companies have documented safety policies and procedures. However, the delta between high and low-performing organizations is virtually nil. Instead of creating new policies and procedures, organizations must create new cultures where safety is the cornerstone. This new culture must be embraced by all employees and championed by leadership.

Principle 10: Progressive discipline does not increase the level of safe behavior.
Quite honestly, disciplinary programs do more harm than good. For every unpleasant management action, there will be an employee reaction. In order words, employees will get even through various methods of sabotage (production delays, equipment damage, feigned injuries, extended time on worker's comp). The real culprit driving workers compensation costs is the traditional management system, which promotes and "us vs. them" work environment. The currently reality is that employees receive 8 negative reinforcements for every positive one. In order to change the culture, employees must receive 4 positive reinforcements for every negative one.
When safety becomes a core value it is transparent, integrated into every aspect of the business, and an equal business factor (along with budget and production)

Hazop & Hazid

Sebagai salah satu elemen dalam Process Safety Management (baik itu PSM nya OSHA, dalam elemen Process Hazard Analysis; CCPS, dalam elemen Hazard Identification, maupun salah satu evidence dalam Safety Case), baik HAZOP maupun HAZID kudu dipelajari oleh seorang safety ingeniuer..
1. HAZOP dan HAZID adalah evidence-evidence yang dibutuhkan dalam Safety Case untuk menyusun klaim bahwa plant yang akan didirikan "AMAN". Dalam PSM, karena dia adalah salah satu elemen maka HAZOP dan HAZID adalah minimum requirement untuk pemenuhan standar PSM (akan dinilai dalam suatu audit Process Safety minimum 5 tahun sekali).
2. Hazard Identification digunakan untuk menyusun Hazard Register, suatu list bahaya-bahaya yang mungkin akan muncul/ada dengan didirikannya suatu unit proses misalnya. HAZID ini tidak terlalu rumit dan sifatnya memang lebih umum. Sementara HAZOP adalah salah satu metode Process Hazard Analysis yang terstruktur dan dilakukan oleh suatu tim berbasis P&ID, dan Process Safety Information

Senin, 16 Maret 2009

We Never Stop Training

Pada bulan ini, Department HES melaksanakan program HES Campaign dengan memasang main banner di main road camp chevron.  

" We never stop training " adalah sebuah keinginan dari hati setiap pekerja yang berada dalam satu payung TJE untuk terus berlatih dan berlatih sehingga dapat mencapai suatu hasil kerja yang excellent.  Mengetahui, dan memahami suatu pekerjaan dengan benar akan mendorong seseorang untuk berperilaku selamat dalam melaksanakan aktivitas kerja.  Selama project T-4070, PT. TJE telah melaksanakan training kepada pekerjanya seperti leadership training, welding operation training, Learning Developming and improving Training.  Dan mengirimkan pekerjanya untuk mengikuti Inspector dan scaffolder training, Base Behaviour Safe Training, dan OHSAS 18001:2007 Training.

 

Safety Vs Kontrak.....

Maret 2009 hanya meninggalkan beberapa hari lagi.  Seluruh pihak yang terkait dalam pekerjaan  mempunyai tekanan yang sama beratnya.  Management berada dalam tekanan dalam penyelesaian tanggung jawab kerja masing-masing.  Para pekerja berada dalam tekanan pertanyaan “ Bagaimana….?”.

Secara teori,  seseorang yang berada dalam tekanan mempunyai beberapa keuntungan.  Bagi orang yang berada di tatanan management sebuah project pasti akan berusaha berbuat semaksimal mungkin sebagai bentuk  tanggung jawab dalam penyelesaian kerja dan bagi pekerja-pekerja front line pada saat berada dalam tekanan akan berusaha berbuat semaksimal mungkin untuk membuktikan tentang kemampuan kerja mereka dengan tujuan kerja di contrak berikutnya.

Tetapi….,  dalam kondisi tertekan management juga mempunyai potensi hazard/resiko.  Di kejar target, tidak jarang dalam kondisi ini mem-by pass procedurs.  Dan bagi pekerja di front line juga tidak sedikit yang berada dalam tekanan “ Bagaimana pekerjaan setelah ini….? “.  Dalam kondisi seperti ini cenderung untuk membuat konsentrasi kerja terganggu.  Terganggunya konsentrasi dalam  melaksanakan pekerjaan menyebabkan orang tersebut dalam kondisi nearmisses/hampir celaka (OHSAS 18001:2007. 4.3.1 & 4.4.6).

 Untuk itu HES Department menghimbau dan mengajak :

1. Tetap Laksanakan sesuai dengan procedurs

2. Tetap Konsentrasi dalam bekerja

3. Buktikan bahwa kita bisa…!!

4. Ingat ...Keselamatan kita adalah modal utama untuk yang berikutnya

 

 

 

HES Rewards

Pemberian Penghargaan Kepada Seluruh Crew yang Terlibat dalam pemasangan scaffolding dan fabrikasi..(Rabu, 11 Maret 2009 di KB 16 Yard-Kota Batak)

Menindaklanjuti appresiasi untuk para pekerja yang bekerja melaksanakan pemasangan scaffolding, sandblasting dan coating  TJE memberikat sertifikat kepada seluruh pekerja yang terlibat.  Pada saat itu juga diberikan sertifikat penghargaan kepada crew yang telah melaksanakan FSWP (fundamental Save Work Practice) dengan benar dan beroperasi dalam ruang lingkup TENET’s.

Sekarang, sebuah pekerjaan rumah bagi kita semua untuk tetap bisa mempertahankan hal tersebut.  Hendaknya ke depan setiap jenis pekerjaan mendapatkan apresiasi yang sama atau melebihi apa yang telah diberikan oleh rekan-rekan dari scaffolding dan Fabshop topaz.

 


Rabu, 11 Maret 2009

Safety....!! Ya iyalah....., bukan Ya...,iya Bos..!!

Melanjutkan posting sebelumnya tentang scaffolding berikut ini saya sampaikan informasi yang sanggat membanggakan dan sekaligus memotivasi kita agar terus berbuat yang lebih baik untuk pekerjaan diketinggian dan pekerjaan lainnya. Pekerjaan sandblasting Petapahan GS dan Suram GS ternyata mendapatkan appresiasi yang luar biasa dari klien dan owner. Pemasangan scaffolding dan proteksi lainnya mendapatkan acungan jempol.
Mengutip pernyataan dari Mr. Jason Taylor (TF-HES Area South Superintendent),
" .....Once again I would like to show my gratitude towards Truba and in this case the Scaffolding Crew for the outstanding workmanship and attention to detail with the 10 levels of Scaffolding constructed at Petaphan GS. This Scaffolding was erected in a complete systematic way (Text book style) and is100% compliant, that other BP's and/ or contractors could use this as a benchmark. It was a shear pleasure to Inspect. The personnel involved in the Erection of the Scaffolding, I believe need to be recognized and rewarded and even perhaps Put up on a pedestals, as future Truba LDI Scaffolding Coaches. This is one of, if not the Best Scaffolding system I have ever seen in Indonesia, And I have been traveling Indonesia for 20years.."
dan juga tanggapan dari Wisnu Carlo (HES - Chevron)
"....Congratulation to the Team...!
Please extend my sincere thanks for their commitment towards safety & compliance "

Pekerjaan ini menggunakan respirator yang berfungsi juga sebagai pendingin bagi pekerja yang bekerja di dalam selubung plastik agar terhindar dari dehidrasi.

Training OHSAS 18001:2007

Introduction/Pembuka
Training Occupational Health And Safety Management System OHSAS 18001 : 2007/AS/NZS 4801:2001 dilaksanakan selama 2 hari dari tanggal 8 March s/d 9 March 2009 bertempat di HES Training Akasia Office Minas. Training dilakukan oleh International Standards Certification (ISC) Indonesia dengan metode presentasi dan discussi group. Materi training diberikan oleh Marthinus A.Lodo dan Su Djupin dengan peserta 18 orang.

Materi dan Bahasan Training
Dari materi training yang diberikan ada beberapa bahasan yang perlu di informasikan:
1. Definisi
Ada beberapa perubahan definisi-definisi pengertian seperti :
a. Hazard
Definisi hazard menurut OHSAS 2007 tidak memasukkan kerugian yang diakibatkan oleh material damage tetapi focus kepada human dan risk adalah dampak yang diakibatkan oleh hazard
b. Accident/Incident
Menurut OHSAS 2007 accident adalah bagian dari Incident dimana nearmisess adalah incident.
Accident mengakibatkan injury
c. Tolerable Risk
Tolerable risk harus memperhatikan aturan-aturan perusahaan dan aturan keselamatan
d. Safety Policy
Commitment Management dalam pelaksanaan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan harus disosialisasikan kepada seluruh karyawan, beberapa media internal yang bisa dimanfaatkan seperti :
· E-mail
· Bulletin/Newspaper/Intranet
· Memorandum
· Safety Meeting/Induction
· Banner/Sticker/Poster
· Pin/Card
· Radio

2. Hazard Identification, Risk Assessment and Determining Controls
Yang termasuk bagian hazard adalah :
· Manual Handling
· Personal Protective Equipment
· Working At Height
· Noise at Work
· Confined Space
· Crane and Hoists
· Driver Fatique
· Electricity
· Chemical
· Asbestos
· Fire Precautions
· Construction
· Warm Water Systems/Cooling Tower
· Powered Vehicle/Plant

The risk assessment menggunakan teknik : 5 x 5 Methode. 5 x 5 Methode adalah metode yang menggunakan rating yang didasarkan atas kecenderungan resiko (likelihood)dan konsekuensi yang akan diakibatkan oleh hazard tersebut (severity).

Rating of Risk (likelihood) :
5. Daily Occurrence or Very Likely to Occur/has occurred
4. Weekly Occurrence or Probable
3. Monthly Occurrence or Possible
2. Quarterly Occurrence or Remote
1. Annual Occurrence or Greater or Improbable

Rating of Consequence (Severity)
5. Fatal Outcome
4. Major Injury
3. Two Day Injury
2. Minor Injury (First Aid only)
1. Accident or incident where no injury occurs.


3. Objectives & Management Program
OHS Objective harus SMART :
S > specific
M > measurable
A > achievable
R > relevant
T > time board
Untuk PIC harus mencantumkan nama bukan divisi atau department

4. Structure and Responsibility
Management to provide adequate resources required to implement, maintain and improve. The resources include 5 M’s :
· Man
· Machine
· Method
· Materials
· Money

5. Documentation
Ada beberapa tingkatan documentasi di dalam OHSAS 18001:2007 :
Level 1 : Policy
Level 2 : Manual
Level 3 : Procedure (SOP)
Level 4 : Government Regulation
Level 5 : Forms

Procedure tidak sama dengan Work Instruction karena Work Instruction adalah penjelasan yang lebih detail dari procedure.

6. Penutup
Dari materi yang diberikan, ada beberapa item yang biasa kita applikasikan :
· Laporan Kecelakaan (Accident/incident)
· Safety commitmen/policy lebih ditekankan pada saat induction dan menjadi salah satu infrastruktur access control
· Melaksanakan risk assessment terhadap pekerjaan –pekerjaan secara general sehingga diketahui rating kecenderungan resiko yang mempunyai konsekuensi tertinggi sebagai dasar perencanaan program yang tepat guna.
Keuntungan yang didapat dalam penerapan OHSAS 18001:2007
Compliance with Legislation,
Owner of Health & Safety Issues,
Nominal effort required,
Training needs are identified & realized,
Reduce costs,
Ongoing improvement,
Liabilities minimized.

Jumat, 06 Maret 2009

Job Safety Analysis (JSA)

Analisa keselamatan pekerjaan adalah pendekatan struktural untuk mengidentifikasi potensi bahaya dalam suatu pekerjaan dan membaginya dalam langkah-langkah pekerjaan. Karena yang dipertimbangkan aksi (sifat) dan sama juga dengan kondisi phisik dan lingkungan, adalah suatu cara yang baik untuk menambah wawasan keselamatan dan mencapai perbaikan yang berkesinambungan dalam kinerja keselamatan. Juga karena JSA biasanya dibuat oleh sebuah tim, hal itu cara yang baik juga untuk meningkatkan keterlibatan yang lebih luas dalam memperbaiki kinerja keselamatan.
JSA yang lengkap mendapatkan keuntungan sbb:
* Memberikan pengertian yang sama terhadap setiap orang tentang apa yang dilakukan untuk mengerjakan pekerjaan dengan selamat.
* Adalah suatu alat pelatihan yang efektif untuk para pegawai baru.
* Elemen yang utama dapat dimasukkan dalam daftar keselamatan, pengarahan sebelum memulai pekerjaan, observasi keselamatan, dan sebagai topik pada rapat keselamatan.
* Membantu dalam penulisan prosedur keselamatan untuk jenis pekerjaan yang baru maupun yang dimodifikasi.
* Suatu alat yang efektif untuk merencanakan pekerjaan yang dilakukan tidak rutin (misalnya: mematikan unit, dsbnya).
Disamping keuntungan tersebut ada satu hal yang secara tidak langsung membantu supervisor jika JSA ini bisa diimplementasikan secara utuh dan benar, merangsang inisiatif pekerja dalam melaksanakan pekerjaan dengan selamat tanpa harus menunggu perintah......

Kamis, 05 Maret 2009

General Work Permit (GWP)

TUJUAN
Untuk membentuk komunikasi diantara kelompok kerja lintas fungsi disuatu tempet kerja dalam melakukan pekerjaan tidak rutin untuk mengingatkan pekerja akan bahaya yang mungkin timbul dan untuk memastikan bahwa pekerjaan tersebut selamat untuk dilakukan.
RUANG LINGKUP
Merupakan persyaratan minimum yang harus diterapkan pada fasilitas ditempat kerja dimana pelepasan energi berbahaya sangat mungkin terjadi, seperti :
-->Mesin/ peralatan proses baru yang hendak dibeli dan dipasang
-->Peralatan yang ada sedang dimodifikasi, diperbaiki, direnovasi atau diganti.
-->Alat pengisolasi energi sedang diperbaiki atau sedang dibuatkan/ditambahkan pada suatu peralatan.
DEFINISI
-->Pekerjaan Tidak Rutin
Pekerjaan yang tidak dilakukan secara rutin dalam kondisi operasi normal atau yang memerlukan ijin kerja keselamatan lain
Beberapa pekerjaan tidak rutin:
-->Menengakkan perancah bangunan atau peralatan kontruksi.
-->Melepas atau menganti instalasi
-->Melepaskan atau membongkar peralatan yang tidak memerlukan ijin kerja lain
-->Pengecatan atau pemberian tanda didaerah terlarang
-->Kerja penggalian dengan kedalaman lebih 0.5 meter
-->Pengalihan tugas pemeliharaan penjagaan dan pengendalian atas daerah dari penanggung jawab operasi fasilitas normal kepada kelompok lain
-->Kegiatan pengeboran atau kerja ulang sumur
-->Bekerja diketinggian
-->Kerja pada jaringan listrik
-->Pekerjaan Rutin
Semua pekerjaan yang dilakukan oleh petugas operasi dalam kondisi operasi normal Dan merupakan kegiatan rutin sesuai dengan operasi, pemeliharaan, atau pengeboran.
-->Petugas berwenang
Orang yang berwenang dalam melakukan pekerjaan tersebut
-->Penanggung jawab pelaksana (PIC)
Seorang wakil dari perusahaan yang ditunjuk dan bertanggung jawab langsung terhadap pekerjaan itu
-->Penanggung Jawab Kerja Lapangan (WRP)
Petugas dilokasi kerja yang bertanggung jawab memimpin pelaksanaan pekerjaan.
-->Petugas Berwenang
Petugas yang bewenang untuk bekerja ditempat tersebut, dan merupan bagian dari ijin kerja umum apabila kerja dengan rsiko tinggi akan dilakukan

Tahukah Anda Manfaat Tomat...?

Hampir semua orang mengenal tomat (Licopersicum esculentum). Buah yang tanpa kenal musim ini ternyata mengandung beragam nutrisi yang ermanfaat bagi kesehatan tubuh. Beragam penelitian menunjukan, tomat bermanfaat untuk kesehatan jantung serta penangkal radikal bebas.

Banyak varietas buah tomat, seperti tomat buah yang berukuran besar, tomat sayur dengan ukuran lebih kecil dan tomat ceri yang hanya sebesar kelereng. Apapun jenisnya, tomat mengandung unsur gizi yang hamper sama, yakni kaya akan vitamin A, vitamin C, mineral, serat dan zat fitonutrien.
Kaya Antioksidan
Keisitimewaan lain buah tomat adalah tinginya kandungan likopen. Selain memberikan warna merah pada buah tomat, likopen terbukti efektif sebagai zat antioksidan. Likopen juga dapat menurunkan risiko terkena kanker, terutama kanker prostat, lambung, tenggorokan dan usus besar.
Kandungan asam klorogenat
dan asam p-kumarat di dalam tomat mampu melemahkan zat nitrosamin penyebab kanker. Vitamin A yang terkandung di dalam tomat sangat baik untuk kesehatan mata. Tomat juga banyak dimanfaatkan di dalam industri kecantikan, banyak masker dan pil anti penuaan yang berbahan dasar tomat. Bukan tanpa alasan, pigmen likopen memang terbukti efektif sebagai antioksidan. Zat lain seperti tomatin di dalam tomat bersifat sebagai antiinflamasi, yaitu dapat menyembuhkan luka dan jerawat. Jika Anda demam, tomat juga mempunyai sifat antipiretik alias penurun demam.
Sementara serat yang tinggi di dalam tomat mampu mengatasi ganguan pencernaan seperti sembelit dan wasir.
Cegah Penggumpalan Darah
Manfaat tomat sebenarnya sudah di teliti sejak lama, seperti penelitian DR. John Cook Bennet dari Wiloughby University, Ohio, yang dilakukan pada November 1834. Hasil penelitiannya menunjukkan tomat dapat mengobati ganguan pencernaan, diare, memulihkan fungsi lever dan serangan empedu. Peneliti lain dari Rowett Research Institute di Aberdeen, Skotlandia, menemukan gel berwarna kuning yang menyelubungi biji tomat dapat mencegah penggumpalan dan pembekuan darah penyebab stroke dan penyakit jantung.
Cegah Penggumpalan Darah
Manfaat tomat sebenarnya sudah di teliti sejak lama, seperti penelitian DR. John Cook Bennet dari Wiloughby University, Ohio, yang dilakukan pada November 1834. Hasil penelitiannya menunjukkan tomat dapat mengobati ganguan pencernaan, diare, memulihkan fungsi lever dan serangan empedu. Peneliti lain dari Rowett Research Institute di Aberdeen, Skotlandia, menemukan gel berwarna kuning yang menyelubungi biji tomat dapat mencegah penggumpalan dan pembekuan darah penyebab stroke dan penyakit jantung. Tomat juga mampu memulihkan lemah syahwat dan meningkatkan jumlah sperma serta menambah kegesitan gerakannya.
Dimasak Lebih Baik
Mengkonsumsi buah tomat sebaiknya dimasak terlebih dahulu. Seperti yang terungkap dari penelitian badan pangan dunia FAO-WHO. Hasil penelitian lembaga ini menunjukan jika kandungan likopen tidak rusak dan jumlahnya tidak jauh berubah selama pemanasan. Bahkan kandungan likopen akan meningkat 10 kali lipat ketika tomat diolah menjadi saus atau pasta tomat. Likopen merupakan bagian dari karotenoid yang larut dalam lemak, namun likopen yang larut di dalam lemak justru sulit di serap oleh tubuh. Karenanya, disarankan mengolah tomat dengan cara di rebus atau dikukus. Mengkonsumsi sebaiknya pilih yang tomat organik. Tomat organik lebih sehat karena bebas dari residu kimia, baik dari pupuk dan pestisida. Tomat dari hasil organik juga lebih tinggi kandungan kalsiumnya, sekitar 23 mg dibandingkan tomat unorganik yang hanya mengandung 5 mg kalsium.
Kandungan Gizi Tomat/100 g
Tomat Masak
Lemak 0.3 g
Kalori 20 kal
Karbohidrat 4.2 g
Protein 1.0 g
Kalsium 5 mg
Vitamin A 1500 SI
Viamin C 40 mg

Kamis, 26 Februari 2009

Opini Ku....

Pembangunan nasional terus dipacu di tengah derasnya arus globalisasi. Beragam tantangan pun mencuat dan mengiringi upaya negeri ini mewujudkan komitmen membangunnya. Salah satu tantangan adalah tersedianya lapangan pekerjaan untuk memenuhi ledakan jumlah tenaga kerja di tanah air.
Tenaga kerja berburu lowongan kerja, secara kuantitas pasti membengkak, seiring dengan kondisi bangsa yang masih terseok-seok menghadapi "badai" ekonomi ini. Tak terhindari pula keluh kesah pun terus bermunculan. Apalagi bagi calon tenaga kerja, lebih merasakan "dahsyat"-nya implikasi dari sebuah fakta kemerosotan ekonomi bangsa. Kenyataan ini menggiring mereka masuk dalam gerbong antrean menunggu nasib kerja. Boleh jadi, persoalan tersebut kian merisaukan kita.
Akant tetapi, betapa pun jumlah pencari kerja terus meningkat secara tajam, tidak berarti wajah tegar negeri ini terus muram, larut dalam kepanikan, dan tanpa daya menghadapi kondisi faktual ini. Solusinya adalah upaya terencana, sistematis, serta kerja keras sehingga terciptanya lowongan kerja -- meski tidak semuanya -- untuk memenuhi antusiasme bekerja masyarakat.Setiap upaya yang telah dan terus dilakukan sesungguhnya menjawab isyarat UUD 1945 bahwa "setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan".
Isyarat konstitusi ini dalam konteks hukum ekonomi sosial, titik tekannya adalah kehidupan ekonomi Indonesia yang berperikemanusiaan, pemerataan pendapatan, masyarakatnya memiliki pekerjaan, dan hidup layak dalam hiruk-pikuk bernegara.Benar bahwa kondisi ekonomi nasional belum pulih dari keterpurukannya. Akan tetapi, tidak berlebihan jika digarisbawahi bahwa tenaga kerja juga punya peran cukup vital dalam tataran praktis kegiatan ekonomi, khususnya dalam proses produksi di perusahaan. Tenaga kerja ini berhak pula memperoleh perlindungan atas keselamatan dalam melakukan pekerjaan rutinnya.Disadari atau tidak, perhatian terhadap keselamatan tenaga kerja adalah sebuah persoalan mendasar dalam aktivitas perusahaan.
Suatu proses produksi terhambat karena kecelakaan tenaga kerjanya, setidaknya berimplikasi pula pada kinerja perusahaan, khususnya tingkat produktivitas yang direncanakan bisa saja terus merosot dan mengganggu kelangsungan eksistensi perusahaan tersebut, baik jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Oleh karena itu, upaya pencegahan kecelakaan kerja menjadi tuntutan faktual dan tidak mungkin terabaikan oleh perusahaan. Alasannya, upaya pencegahan kecelakaan ini setidaknya mengandung dua aspek penting, antara lain:Pertama, dilihat dari segi manfaatnya maka upaya pencegahan kecelakaan memberikan keuntungan ekonomis, seperti perusahaan jarang mengeluarkan biaya-biaya untuk keperluan membayar kerugian akibat kecelakaan, percepatan proses produksi tidak terganggu, kelangsungan usaha relatif nyaman, dan keuntungan lainnya.
Kedua, dilihat dari segi komitmen, pencegahan kecelakaan tentunya membawa dampak positif karena para pengelola atau pimpinannya memiliki kesadaran tinggi untuk menghindari kecelakaan menimpa tenaga kerjanya. Potret kesadaran ini menjadikan perusahaan lebih giat dan impresif melakukan upaya pencegahan kecelakaan, bahkan mungkin lebih terencana dan sistematis.Dalam perspektif teoretis atau praktis, pencegahan kecelakaan tersebut merupakan konfigurasi persoalan mendasar dalam aktivitas perusahaan. Masalahnya adalah menyangkut jiwa manusia atau tenaga kerjanya dan lingkungan kerja itu sendiri yang menjadi sumber penyebab timbulnya kecelakaan. Oleh karena itu, semestinya jajaran perusahaan lebih menyadari dan memahami sumber penyebab ini secara komprehensif sehingga menjadi acuan sekaligus titik tolak pencegahan kecelakaan.Jika perusahaan memiliki kesadaran tinggi terhadap keselamatan tenaga kerjanya, sejak awal perencanaan kegiatannya mengagendakan pula sebagai salah satu elemen penting dalam kebijakan dasar perusahaan.
Melalui perencanan inilah muncul konsep-konsep operasional jangka pendek maupun jangka panjang dalam pencegahan kecelakaan.Ungkapan tersebut mengisyaratkan bahwa masalah perencanaan keselamatan bukan sekadar "suplemen" atau pelengkap dari sebuah kebijakan dasar perusahaan, tetapi memiliki peran penting dalam menjaga dan mempertahankan eksistensi kelangsungan aktivitas perusahaan dalam jangka panjang. Hal ini berarti perusahaan harus mampu mewujudkan aspek perencanaan secara lebih terpadu. Artinya, aspek internal khususnya menyangkut tenaga kerjanya dan aspek eksternal seperti memperhitungkan lingkungan sekitarnya, harus menjiwai karakteristik perencanaan yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan.
Dalam tataran teoretis-idealisis dan praktis-pragmatis bahwa keberhasilan perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya bukan hanya diukur dari tingkat kemajuan ekonominya saja. Akan tetapi, keberhasilan yang dicapai oleh perusahaan itu, juga dapat diamati dari sudut kemampuan, terutama menjaga dan mempertahankan keselamatan tenaga kerjanya terus-menerus dalam rutinitas proses produksinya. Jika demikian halnya, perusahaan tersebut memahami betul tuntunan sekaligus tuntutan yuridis, yakni perangkat hukum yang memberikan perlindungan atas keselamatan tenaga kerja dari ancaman kecelakaan, khususnya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 (UU tentang Keselamatan Kerja). Perangkat hukum ini cukup penting bagi kalangan perusahaan merumuskan aspek-aspek pembinaan keselamatan kerja, baik terhadap tenaga kerja baru maupun semua tenaga kerja yang ada di lingkungan perusahaannya.
Pembinaan terhadap tenaga kerja baru, bisa berwujud pelatihan-pelatihan untuk memahami bahaya-bahaya dan cara-cara bekerja secara aman dalam proses produksi dan peningkatan produktivitas. Dengan pelatihan ini, diharapkan tenaga kerja baru tersebut mampu melaksanakan kegiatan rutinnya sesuai kebijakan keselamatan kerja yang digariskan oleh perusahaannya.
Mengenai pembinaan keselamatan kerja bagi semua tenaga kerja, juga merupakan persoalan vital dalam aktivitas perusahaan. Setiap tenaga kerja harus menguasai dan menghayati apa yang dimaksud dengan perbuatan dan keadaan yang membawa musibah atau tidak selamat.Oleh karena itu, kuantitas dan kualitas latihan, diskusi, dan studi komprehensif mengenai keselamatan kerja dijadikan kegiatan rutin dan permanen di kalangan tenaga kerja. Tenaga kerja yang baik pasti mementingkan perbuatan dan keadaan selamat di atas segala-galanya, bukan sekadar menampilkan jati diri sebagai bagian integral dari proses produksi semata.Sebaliknya, bagi perusahaan berwawasan dinamis, pasti jauh lebih menyadari bahwa upaya membumikan idealisme keselamatan kerja, selain sebagai persoalan fundamental juga merupakan sebuah amanah hukum sehingga proses pembinaannya pun tidak pernah henti-hentinya sepanjang kehidupan perusahaan atau media usaha itu.